Jangan Lupa Bahagia

Rabu, 16 Desember 2015

Cerita Pendek Pengalaman Pribadi



Cinta Ular Tangga
Aku Andres Melandari si gadis tomboy.  Sifat yang dimiliki oleh aku sangat berbeda dengan ketiga saudara perempuan. Mungkin aku dilahirkan sebagai seorang anak laki-laki akan tetapi Tuhan berkehendak lain. Kadang aku berpikir dengan sifatku yang berbeda dengan anak-anak perempuan  lainnya yang waktu kecil suka bermain boneka dan bermain pasar-pasaran sedangkan aku hanya  seorang anak  yang  waktu kecilnya suka bermain bersama anak laki-laki, apakah ada seorang laki-laki nantinya yang mau mengdekati ?.
 Kini aku duduk  di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA) kelas 11.  Sifat tomboy yang aku miliki mulai sedikit tidak terlihat. Aku mempunyai seorang pacar yang menurutku dia seorang laki-laki yang baik. Namanya Sidhik Pamungkas. Dia seorang kakak kelas satu tahun diatasku. Sudah 6 bulan lebih hubunganku bersama Sidhik. Banyak peristiwa  yang sudah  kita lewati. Kian lama rasa yang ada mulai bertambah dalam hubungan kita. Sehingga hubungan ku dengannya selalu baik-baik saja tanpa ada pertikai diantara kita.  Akan tetapi menjelang kelulusan Sidhik mulai ada gejolak-gejolak yang timbul.
“Hai dhik, kamu mau kuliah dimana apa kamu mau langsung kerja ?”  tanya aku kepadanya.
“InsyaAllah aku mau kuliah dulu, mau coba daftar di UNY.”
“Hah? Jauh dong, terus aku nanti gimana? Kesepian dong tidak ada kamu.
“Iya begitulah,  mungkin kita akan  bisa ketemu di waktu luang”.
Setelah aku tahu bahwa sidhik akan berkuliah ditempat yang jauh, pikiranku sudah mulai muncul hal-hal yang aneh. Aku memikirkan resiko yang akan muncul nantinya. Pasti akan jarang bertemu dengan sidhik.
Pengumuman kelulusan pun berlangsung, jas hitam, dasi merah dan lengkap dengan toga  Sidhik terlihat gagah sekali. Aku  menghampiri dia di dekat depan gedung terbuka.
“Gimana dhik, luluskan pastinya ?”  Tanya ku.
“Iya dong.”
“Berapa Nem mu ?”
“Aku mendapat nem yang lumayan tinggi 34 yang, hehehe”
“Hah masa?”
“Iya beneran sayang.”
Aku sedikit terkejut atas ucapan yang dilontarkan oleh Sidhik karena aku kira dia tidak terlalu memikirkan soal tentang pelajaran malah justru nilainya lebih tinggi dibandingkan teman-teman yang lain.
Beberapa bulan sudah Sidhik sudah meninggalkan Sekolah Menengah Atas dengan melanjutkan kejenjang yang lebih tinggi. Sidhik melanjutkan ke Universitas yang diingikannya. Dan aku pun naik tingkat kelas 12. Semenjak Sidhik tidak lagi sekolah lagi disini aku sudah mulai tidak bersemangat lagi. Tidak ada lagi yang setiap  istirahat menghampiri ke kelas.
            Satu bulan sudah tanpa kehadiran Sidhik disisiku. Semenjak Sidhik bersekolah ditempat yang jauh tidak ada lagi yang special dalam hubunganku. Jarak yang jauh membuat kita jarang bertemu. Tapi aku yakin jika Sidhik akan setia kepada ku walaupun jarak telah memisahkannya.
            Dua bulan berlalu, hubunganku dengan Sidhik seperti berteman saja. Di saat keadaan hubunganku seperti ini datang teman dekatku. Dia orang yang benar-benar menyebalkan akan tetapi dia sangatlah kepadaku perhatian. Dia adalah Aris, mantan waktu ku duduk di bangku kelas 10. Tempat duduk ku berbelakangan dengan Aris. Kita sering bersendagurau bersama. Seiring bejalannya waktu Aris semakin perhatian kepadaku. Hati ini mulai tergoyah akan perhatiannya. Sampai suatu saat hari Aris menyatakan sayang kepadaku lewat BBM.
            “Sore, ndres kok sekarang aku merasa kita dekat lagi ya ? seperti muncul perasaan yang lebih dari teman lagi hehehe.”
            “Perasaan apa?”
            “Aku sepertinya sayanng kembali deh sama kamu.”
“Ris kamu kan sudah memilki kekasih, kenapa mesti sayang ke aku ?” Tanya ku padanya.
“Iya memang aku sudah memiliki kekasih, tetapi perasaan ini muncul secara tiba-tiba dan aku sekarang sudah tidak ada lagi perasaan sama kekasihnya aku.”
Aku terkejut atas ternyataan yang dijawabanya.
Hari demi hari sudah ku lalui. Tanpa ku sadari aku mempunyai rasa yang sama dengan Aris. Hatiku bertanya-tanya, “mengapa perasaan ini harus muncul ? Lalu bagaimana dengan hubunganku dengan  Sidhik nantinya.” Pertikaian mulai terjadi.
Ternyata kedekatan ku dikelas dengan Aris dimata-matai oleh teman  dekat pacarnya. Devi menganggap dekatan ku dengan Aris tidak berteman yang biasanya. Devi merasakan bahwa kalian sudah mulai ada rasa kembali.
Perasaanku kepadanya semakin kuat. Bahkan perasaan sayangku lebih besar dibandingkan kepada Sidhik. Sampai suatu hari aku memberikan sedikit saran kepada Aris lewat BBM.
“Sudah ris, kalau kamu memilih pacar kamu yang sekarang ya tidak apa-apa. Aku juga masih ada Sidhik. Jangan maksain perasaan kamu nanti palah kamu yang akan sakit.”
“Iya, akan ku pikirkan matang-matang.”
            Pesan Aris  tidak ku balas kembali, aku tiduran di atas kasur bergulang-gulung dengan berpikir keras bagaimana caranya agar mereka tidak tersakiti karena aku. Tidak mungkin juga jika aku akan memilih kedua-duanya. Ini semua membuatku bimbang. Setelah berminggu-minggu aku memikirkan semau ini akhirnya aku memutuskan untuk melepaskan Sidhik dan  aku ingin jujur kepada perasaanku sendiri. Aku pikir “percuma jika melanjutkan hubungannya dengan Sidhik jika perasaanku sudah tidak seperti dulu lagi. Sekarang bertemu pun  jarang dan apa lagi Sidhik lebih sibuk dengan urusan sekolahnya.”
Pada hari sabtu malam Sidhik menemui ku di rumahnya. Bingung bagaiamna aku harus mnegawali omonganku ini takut ku berbicara salah. Setelah kita berbincang cukup lama akhirnya aku memberanikan diri untuk  mulai berbicara kepadanya.
“Dhik ada yang aku  bicarakan tapi kamu jangan kaget ya.”
“Hah ? apaaaaaaaa?” Dengan bersendagurau.
“Halah aku aja belum sempat bicara palah kamu sudah kaget duluan. Jadi gini dhik aku pengin kita berteman lagi saja ya mungkin hubungan kita tidak lagi cocok untuk dilanjutkan”
Sidhik hanya tediam kaget atas mendengar perkataanku.
“Tak tega ketika melihat raut wajah sidhik yang awalnya bahagia kemudian memasang raut wajah yang tidak enak.” Batin ku.
“Kenapa kamu berbicara seperti itu yang ?”
“Aku merasa kita sudah tidak cocok saja.”
“Pasti ada alasan lain kamu putusin aku ?”
“Aku tidak mau berhubungan dengan jarak jauh, apa lagi akhir-akhir ini kamu sudah jarang menghubuni aku. Tidak tau kamu sibuk dengan kuliah mu atau apa.”
“Kenapa kamu selalu tidak percaya ke aku yang, disana aku selalu baik tidak pernah nakal dengan wanita lalin, apa kamu masih tidak percaya !”
Aku  diam dan bingung harus ngomong apa lagi. Setelah beberapa menit aku tidak menjawab pertanyaan dari Sidhik akhirnya Sidhik mengatakan “sudah kau itu mau mu” Dengan wajah kecewa Sidhik menaiki motor dengan sangat kencanng.
Seperti tidak percaya akan pernyataanku. Aku yang dulu percayai selalu setia. Kini kepercayaannya telah hancur oleh ku. Sebenarnya aku tidak ingin menyakiti Sidhik tetapi aku ingin jujur dengan perasaanku sendiri.
Kini masalah ku dengan Sidhik sudah terselesaikan. Aku sekarang menganggap hanya sebagai teman. Selama 13 bulan lamanya aku bersama Sidhik  sangalah berarti kehadiran dia di kehidupan ku. Aku hanya bisa mengenang dengan masa lalu  yang indah itu. Tidak lama aku putus dengan dengannya. Aku  sangat terkejut saat mendengar bahwa Aris telah putus dengan Anisa “apa mungkin  ini juga karena ada hubunganya dengan aku. Akhir-akhir ini kan aku di  mata-mata oleh Devi dan teman-temannya.”
Keesokan harinya aku bertemu Aris di depan pintu gerbang sekolah.
“Kau sendiri saja ris?”
“Iya begitulah seperti yang kau lihat aku sendirian.” Dengan wajah datar.
“Kenapa kok kamu mukanya seperti itu, apa sedang masalah ?”
“Halah kamu pasti udah tau kok kenapa harus tanya.”
“Oooooh soal itu, emang benaran kamu putus ris?” sambil berjalan menuju kekelasnya.
“Percumah kalau aku berlanjut hubungannya dengan Anisa kalau sifat dia yang selalu curigaan terus-terusan tidak pernah mau berubah. lebih baik aku sendiri saja.”
“Apa  putusnnya kamu karena ada hubungannya dengan aku? jawab dengan jujur !”
“hmmmmmmmmmmmmmm.”
Pada saat Aris akan menjawab Boby menepuk dari belakang, kemudian aku berjalan mendahuluinya  untuk  menuju ke kelas. Suasana kelas sangat ramai teman-temanku Anggun, Tama dan Sarah menyambutku dengan suka ria  secara tiba-tiba. Ternyata mereka hanya akan memberitahukan  putusnya Aris dengan Anisa dan memdukungnya aku untuk kembali dengan Aris. Namun aku hanya bisa tersenyum saja karena semuanya tergantunng pada Aris.
            Bel berbunyi waktu pelajaranpun selesai. Aku  Anggun, Tama, dan Sarah berjalan menuju ke parkiran motor tiba-tiba Aris menarik aku dari belakang.
“Ada yang aku bicarakan ke kamu ?” Tanya Aris
“Hahahahaaa, tak usah serius kau bicaranya ris.”
“Ini serius ndres ada yang aku bicarakan. kamu itu sebenarnya masih ada sesuatu tidak dengan aku si?”
Aku hanya bisa tertawa mendengar ucapaan yang dikeluarkan oleh Aris.
“Kenapa kau palah tertawa, apa ada yang lucu atas ucapaanku barusan ?”
“Tidak juga si hehehe.”
“Tolong jawablah ndres, aku tidak bisa membohongi perasaanku saat ini. Rasa sayang aku ke kamu masih sama seperti dulu kita pacaran, aku nyaman dengan kamu sayang. Apa kamu tidak merasakan hal yang sama ?”
Senyum  bahagia yang aku tunjukan
“Kamu mau kembali dengan ku tidak ?”
“Apa kembali ?  emang kamu udah yakin atas keputusan mu  mutusin pacar kamu kemarin. Apa tidak ingin kembali lagi dengannya ?”
“Alah sudahlah jangan bahas tentang dia, sekarang itu antara aku dan kamu saja.”
“Hmmmmmmmmmmm.”
“Jawablah aku butuh kepastianmu sekarang ?”
“Ya sudah deh, aku mauu.”
“Mau apa, yang jelas dong.” terlihat wajah penuh harapan.
“Iya mau kembali dengan mu lah heheh.”
            Saling berpeggangan tangan erat dengan senyuman kebahagian. Dan tepat pada tanggal 20 Maret 2013 aku kembali menjaling pacaran dengan Aris. Beberapa hari gosip tersebar luas disekolah bahwa aku kembali lagi dengan Aris, Anisa mengetahuinya awalnya dia tidak bisa menerima tapi seiring berjalanya waktu Anisa dan teman dekatnya  menerima hubunganku dengan Aris. Akhirnya aku bisa  menjalin kasih dan cinta  bersamanya kembali.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar