Jangan Lupa Bahagia

Rabu, 16 Desember 2015

Cerita Pendek Pengalaman Pribadi



Cinta Ular Tangga
Aku Andres Melandari si gadis tomboy.  Sifat yang dimiliki oleh aku sangat berbeda dengan ketiga saudara perempuan. Mungkin aku dilahirkan sebagai seorang anak laki-laki akan tetapi Tuhan berkehendak lain. Kadang aku berpikir dengan sifatku yang berbeda dengan anak-anak perempuan  lainnya yang waktu kecil suka bermain boneka dan bermain pasar-pasaran sedangkan aku hanya  seorang anak  yang  waktu kecilnya suka bermain bersama anak laki-laki, apakah ada seorang laki-laki nantinya yang mau mengdekati ?.
 Kini aku duduk  di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA) kelas 11.  Sifat tomboy yang aku miliki mulai sedikit tidak terlihat. Aku mempunyai seorang pacar yang menurutku dia seorang laki-laki yang baik. Namanya Sidhik Pamungkas. Dia seorang kakak kelas satu tahun diatasku. Sudah 6 bulan lebih hubunganku bersama Sidhik. Banyak peristiwa  yang sudah  kita lewati. Kian lama rasa yang ada mulai bertambah dalam hubungan kita. Sehingga hubungan ku dengannya selalu baik-baik saja tanpa ada pertikai diantara kita.  Akan tetapi menjelang kelulusan Sidhik mulai ada gejolak-gejolak yang timbul.
“Hai dhik, kamu mau kuliah dimana apa kamu mau langsung kerja ?”  tanya aku kepadanya.
“InsyaAllah aku mau kuliah dulu, mau coba daftar di UNY.”
“Hah? Jauh dong, terus aku nanti gimana? Kesepian dong tidak ada kamu.
“Iya begitulah,  mungkin kita akan  bisa ketemu di waktu luang”.
Setelah aku tahu bahwa sidhik akan berkuliah ditempat yang jauh, pikiranku sudah mulai muncul hal-hal yang aneh. Aku memikirkan resiko yang akan muncul nantinya. Pasti akan jarang bertemu dengan sidhik.
Pengumuman kelulusan pun berlangsung, jas hitam, dasi merah dan lengkap dengan toga  Sidhik terlihat gagah sekali. Aku  menghampiri dia di dekat depan gedung terbuka.
“Gimana dhik, luluskan pastinya ?”  Tanya ku.
“Iya dong.”
“Berapa Nem mu ?”
“Aku mendapat nem yang lumayan tinggi 34 yang, hehehe”
“Hah masa?”
“Iya beneran sayang.”
Aku sedikit terkejut atas ucapan yang dilontarkan oleh Sidhik karena aku kira dia tidak terlalu memikirkan soal tentang pelajaran malah justru nilainya lebih tinggi dibandingkan teman-teman yang lain.
Beberapa bulan sudah Sidhik sudah meninggalkan Sekolah Menengah Atas dengan melanjutkan kejenjang yang lebih tinggi. Sidhik melanjutkan ke Universitas yang diingikannya. Dan aku pun naik tingkat kelas 12. Semenjak Sidhik tidak lagi sekolah lagi disini aku sudah mulai tidak bersemangat lagi. Tidak ada lagi yang setiap  istirahat menghampiri ke kelas.
            Satu bulan sudah tanpa kehadiran Sidhik disisiku. Semenjak Sidhik bersekolah ditempat yang jauh tidak ada lagi yang special dalam hubunganku. Jarak yang jauh membuat kita jarang bertemu. Tapi aku yakin jika Sidhik akan setia kepada ku walaupun jarak telah memisahkannya.
            Dua bulan berlalu, hubunganku dengan Sidhik seperti berteman saja. Di saat keadaan hubunganku seperti ini datang teman dekatku. Dia orang yang benar-benar menyebalkan akan tetapi dia sangatlah kepadaku perhatian. Dia adalah Aris, mantan waktu ku duduk di bangku kelas 10. Tempat duduk ku berbelakangan dengan Aris. Kita sering bersendagurau bersama. Seiring bejalannya waktu Aris semakin perhatian kepadaku. Hati ini mulai tergoyah akan perhatiannya. Sampai suatu saat hari Aris menyatakan sayang kepadaku lewat BBM.
            “Sore, ndres kok sekarang aku merasa kita dekat lagi ya ? seperti muncul perasaan yang lebih dari teman lagi hehehe.”
            “Perasaan apa?”
            “Aku sepertinya sayanng kembali deh sama kamu.”
“Ris kamu kan sudah memilki kekasih, kenapa mesti sayang ke aku ?” Tanya ku padanya.
“Iya memang aku sudah memiliki kekasih, tetapi perasaan ini muncul secara tiba-tiba dan aku sekarang sudah tidak ada lagi perasaan sama kekasihnya aku.”
Aku terkejut atas ternyataan yang dijawabanya.
Hari demi hari sudah ku lalui. Tanpa ku sadari aku mempunyai rasa yang sama dengan Aris. Hatiku bertanya-tanya, “mengapa perasaan ini harus muncul ? Lalu bagaimana dengan hubunganku dengan  Sidhik nantinya.” Pertikaian mulai terjadi.
Ternyata kedekatan ku dikelas dengan Aris dimata-matai oleh teman  dekat pacarnya. Devi menganggap dekatan ku dengan Aris tidak berteman yang biasanya. Devi merasakan bahwa kalian sudah mulai ada rasa kembali.
Perasaanku kepadanya semakin kuat. Bahkan perasaan sayangku lebih besar dibandingkan kepada Sidhik. Sampai suatu hari aku memberikan sedikit saran kepada Aris lewat BBM.
“Sudah ris, kalau kamu memilih pacar kamu yang sekarang ya tidak apa-apa. Aku juga masih ada Sidhik. Jangan maksain perasaan kamu nanti palah kamu yang akan sakit.”
“Iya, akan ku pikirkan matang-matang.”
            Pesan Aris  tidak ku balas kembali, aku tiduran di atas kasur bergulang-gulung dengan berpikir keras bagaimana caranya agar mereka tidak tersakiti karena aku. Tidak mungkin juga jika aku akan memilih kedua-duanya. Ini semua membuatku bimbang. Setelah berminggu-minggu aku memikirkan semau ini akhirnya aku memutuskan untuk melepaskan Sidhik dan  aku ingin jujur kepada perasaanku sendiri. Aku pikir “percuma jika melanjutkan hubungannya dengan Sidhik jika perasaanku sudah tidak seperti dulu lagi. Sekarang bertemu pun  jarang dan apa lagi Sidhik lebih sibuk dengan urusan sekolahnya.”
Pada hari sabtu malam Sidhik menemui ku di rumahnya. Bingung bagaiamna aku harus mnegawali omonganku ini takut ku berbicara salah. Setelah kita berbincang cukup lama akhirnya aku memberanikan diri untuk  mulai berbicara kepadanya.
“Dhik ada yang aku  bicarakan tapi kamu jangan kaget ya.”
“Hah ? apaaaaaaaa?” Dengan bersendagurau.
“Halah aku aja belum sempat bicara palah kamu sudah kaget duluan. Jadi gini dhik aku pengin kita berteman lagi saja ya mungkin hubungan kita tidak lagi cocok untuk dilanjutkan”
Sidhik hanya tediam kaget atas mendengar perkataanku.
“Tak tega ketika melihat raut wajah sidhik yang awalnya bahagia kemudian memasang raut wajah yang tidak enak.” Batin ku.
“Kenapa kamu berbicara seperti itu yang ?”
“Aku merasa kita sudah tidak cocok saja.”
“Pasti ada alasan lain kamu putusin aku ?”
“Aku tidak mau berhubungan dengan jarak jauh, apa lagi akhir-akhir ini kamu sudah jarang menghubuni aku. Tidak tau kamu sibuk dengan kuliah mu atau apa.”
“Kenapa kamu selalu tidak percaya ke aku yang, disana aku selalu baik tidak pernah nakal dengan wanita lalin, apa kamu masih tidak percaya !”
Aku  diam dan bingung harus ngomong apa lagi. Setelah beberapa menit aku tidak menjawab pertanyaan dari Sidhik akhirnya Sidhik mengatakan “sudah kau itu mau mu” Dengan wajah kecewa Sidhik menaiki motor dengan sangat kencanng.
Seperti tidak percaya akan pernyataanku. Aku yang dulu percayai selalu setia. Kini kepercayaannya telah hancur oleh ku. Sebenarnya aku tidak ingin menyakiti Sidhik tetapi aku ingin jujur dengan perasaanku sendiri.
Kini masalah ku dengan Sidhik sudah terselesaikan. Aku sekarang menganggap hanya sebagai teman. Selama 13 bulan lamanya aku bersama Sidhik  sangalah berarti kehadiran dia di kehidupan ku. Aku hanya bisa mengenang dengan masa lalu  yang indah itu. Tidak lama aku putus dengan dengannya. Aku  sangat terkejut saat mendengar bahwa Aris telah putus dengan Anisa “apa mungkin  ini juga karena ada hubunganya dengan aku. Akhir-akhir ini kan aku di  mata-mata oleh Devi dan teman-temannya.”
Keesokan harinya aku bertemu Aris di depan pintu gerbang sekolah.
“Kau sendiri saja ris?”
“Iya begitulah seperti yang kau lihat aku sendirian.” Dengan wajah datar.
“Kenapa kok kamu mukanya seperti itu, apa sedang masalah ?”
“Halah kamu pasti udah tau kok kenapa harus tanya.”
“Oooooh soal itu, emang benaran kamu putus ris?” sambil berjalan menuju kekelasnya.
“Percumah kalau aku berlanjut hubungannya dengan Anisa kalau sifat dia yang selalu curigaan terus-terusan tidak pernah mau berubah. lebih baik aku sendiri saja.”
“Apa  putusnnya kamu karena ada hubungannya dengan aku? jawab dengan jujur !”
“hmmmmmmmmmmmmmm.”
Pada saat Aris akan menjawab Boby menepuk dari belakang, kemudian aku berjalan mendahuluinya  untuk  menuju ke kelas. Suasana kelas sangat ramai teman-temanku Anggun, Tama dan Sarah menyambutku dengan suka ria  secara tiba-tiba. Ternyata mereka hanya akan memberitahukan  putusnya Aris dengan Anisa dan memdukungnya aku untuk kembali dengan Aris. Namun aku hanya bisa tersenyum saja karena semuanya tergantunng pada Aris.
            Bel berbunyi waktu pelajaranpun selesai. Aku  Anggun, Tama, dan Sarah berjalan menuju ke parkiran motor tiba-tiba Aris menarik aku dari belakang.
“Ada yang aku bicarakan ke kamu ?” Tanya Aris
“Hahahahaaa, tak usah serius kau bicaranya ris.”
“Ini serius ndres ada yang aku bicarakan. kamu itu sebenarnya masih ada sesuatu tidak dengan aku si?”
Aku hanya bisa tertawa mendengar ucapaan yang dikeluarkan oleh Aris.
“Kenapa kau palah tertawa, apa ada yang lucu atas ucapaanku barusan ?”
“Tidak juga si hehehe.”
“Tolong jawablah ndres, aku tidak bisa membohongi perasaanku saat ini. Rasa sayang aku ke kamu masih sama seperti dulu kita pacaran, aku nyaman dengan kamu sayang. Apa kamu tidak merasakan hal yang sama ?”
Senyum  bahagia yang aku tunjukan
“Kamu mau kembali dengan ku tidak ?”
“Apa kembali ?  emang kamu udah yakin atas keputusan mu  mutusin pacar kamu kemarin. Apa tidak ingin kembali lagi dengannya ?”
“Alah sudahlah jangan bahas tentang dia, sekarang itu antara aku dan kamu saja.”
“Hmmmmmmmmmmm.”
“Jawablah aku butuh kepastianmu sekarang ?”
“Ya sudah deh, aku mauu.”
“Mau apa, yang jelas dong.” terlihat wajah penuh harapan.
“Iya mau kembali dengan mu lah heheh.”
            Saling berpeggangan tangan erat dengan senyuman kebahagian. Dan tepat pada tanggal 20 Maret 2013 aku kembali menjaling pacaran dengan Aris. Beberapa hari gosip tersebar luas disekolah bahwa aku kembali lagi dengan Aris, Anisa mengetahuinya awalnya dia tidak bisa menerima tapi seiring berjalanya waktu Anisa dan teman dekatnya  menerima hubunganku dengan Aris. Akhirnya aku bisa  menjalin kasih dan cinta  bersamanya kembali.







Analisis Sastra Tradisional Berjudul "Joko Kendil"


 Sastra Tradisional 

Sastra tradisional berasal dari ceita yang telah mentradisi, tidak diketahui kapan mulainya dan siapa penciptanya, dan dikisahkan secara turun-temurun secara lisan. Beberapa jenis sastra tradisional adalah fabel, dongeng rakyat, mitos, legenda, dan epos. Dalam pembahasan kali ini akan lebih mengupas tentang dongeng rakyat dan epos.
  1. Dongeng rakyat
Dongeng rakyat merupakan salah satu bentuk dari cerita tradisional. Biasanya dongeng diceritakan oleh orang tua kepada anaknya secara lisan dan turun-temurun. Dongeng bermaksud menyampaikan pesan khusus bagi pembaca terutama anak-anak, memiliki konflik kepentingan antara baik dan buruk, dan karakteristiknya adalah yang baik pasti akhirnya menang. Tokoh-tokoh yang dihadirkan dapat sesama manusia, ditambah tokoh semacam makhluk halus, binatang, yang tentu saja memiliki karakter yang jelas sekurang-kurangnya baik atau jahat. Karakteristik lainnya adalah alurnya progresif atau maju dan selalu memiliki penyelesaian yang membahagiakan atau happy ending. Dongeng tidak hanya dimiliki Indonesia apalagi Jawa. Banyak sekali dongeng-dongeng dari berbagai daerah di Indonesia dan di balahan dunia lain. Berikut adalah contoh dongeng rakyat.
Joko Kendil
Jaka Kendhil adalah putra raja Asmawikana dari Kerajaan Ngambar Arum, Jawa Tengah, Indonesia, yang lahir dalam keadaan cacat, yaitu kepalanya berbentuk kendhil. Kedhil dalam bahasa Jawa berarti panci atau periuk. Menurut cerita, Jaka Kendhil mengalami cacat akibat disihir oleh seorang dukun sejak ia masih dalam rahim ibundanya. Meski keadaannya demikian, Jaka Kendhil berhasil menikah dengan seorang putri raja yang cantik nan rupawan. Mengapa dukun itu menyihir Jaka Kendhil sehingga menjadi cacat? Lalu, bagaimana Jaka Kendhil berhasil menikahi putri raja yang cantik? Ikuti kisah selengkapnya dalam cerita Jaka Kendhil berikut ini!

Alkisah, di daerah Jawa Tengah, Indonesia, hiduplah seorang raja bernama Asmawikana yang bertahta di Kerajaan Ngambar Arum. Raja Asmawikana mempunyai seorang permaisuri bernama Prameswari dan seorang selir bernama Dewi Dursilawati. Namun ia belum mempunyai seorang putra mahkota yang kelak akan meneruskan tahta kerajaan. Hal ini membuat hati sang Raja menjadi sedih. Setiap hari ia selalu duduk termenung di singgasananya.

Sebenarnya, Prameswari sudah dua kali mengandung, tetapi dua kali juga keguguran. Penyebab Prameswari keguguran karena ulah Dewi Dursilawati yang iri hati kepadanya. Ia mencampuri racun ke dalam makanan dan minuman Prameswari secara diam-diam. Dewi Dursilawati melakukan hal itu karena ia menginginkan putra yang lahir dari rahimnyalah yang akan menggantikan kedudukan Raja Asmawikana kelak.

Pada suatu sore, ketika Raja Asmawikana sedang duduk termenung di singgasananya, tiba-tiba muncul perasaan curiga terhadap selirnya Dewi Dursilawati. “Wah, jangan-jangan Dewi Dursilawati telah mencampurkan racun ke dalam makanan Prameswari,” pikirnya.

Sejak itu, Raja Asmawikana selalu memperhatikan kesehatan Prameswari, khususnya dalam hal makanan. Ketika Prameswari mengandung putranya yang ketiga, ia pun memerintahkan kepada para dayang-dayang istana agar memeriksa makanan dan minuman yang akan dihidangkan kepada Prameswari dan mengawasi sang permaisuri pada saat makan.

“Wahai, Dayang-dayang! Ingat, jangan biarkan permaisuri Prameswari makan dan minum tanpa sepengetahuan kalian! Kalian harus mengawasi semua hidangan yang akan disantapnya!” titah Raja Asmawikana. “Baik, Baginda!” jawab dayang-dayang tersebut serentak.

Sejak itu, segala kebutuhan makanan dan minuman Prameswari senantiasa dalam pengawasan para dayang-dayang istana. Dengan demikian, Dewi Dursilawati tidak dapat lagi meracuni Prameswari. Namun, selir raja yang licik itu tidak kehabisan akal. Ia pergi ke seorang nenek dukun untuk meminta bantuan agar menyihir bayi yang ada di dalam kandungan Prameswari.

“Hai, Nenek Dukun! Aku ingin meminta bantuanmu! Sihirlah bayi yang ada di dalam kandungan Prameswari supaya menjadi cacat!” pinta Dewi Dursilawati. Nenek sihir itu pun bersedia mengabulkan permintaan Dewi Dursilawati. Begitu kandungan Prameswari berusia sembilan bulan, dukun itu menyihir bayi yang tak berdosa itu. Tak berapa lama kemudian, Prameswari pun melahirkan seorang anak laki-laki. Alangkah terkejutnya keluarga istana, terutama Raja Asmawikana, ketika melihat putranya lahir dalam keadaan cacat, yaitu kepalanya berbentuk kendhil (panci). Ia dan permaisurinya sangat sedih melihat keadaan putra mereka. Sang Permaisuri menangis siang dan malam. Meski demikian, mereka tetap menerima keadaan itu dengan lapang dada. Bayi yang diberi nama Jaka Kendhil itu mereka rawat dengan penuh kasih sayang.

Namun, Raja Amawikana tidak ingin putranya cacat seumur hidup. Untuk itu, ia pun memerintahkan pengawalnya untuk memanggil seorang pertapa yang terkenal sakti mandraguna untuk melihat keadaan putranya. Pada suatu hari, pertapa itu pun datang ke istana menghadap kepada Raja Asmawikana.

“Ampun, Gusti! Apa yang bisa hamba bantu?” tanya pertapa itu sambil memberi hormat. Raja Asmawikana pun menceritakan perihal keadaan putranya yang lahir dalam keadaan cacat itu. “Wahai, Pertapa! Apakah kamu mengetahui penyebab penyakit yang diderita putraku? Apakah penyakitnya masih bisa disembuhkan?” tanya Raja Asmawikana dengan perasaan haru.

“Ampun, Gusti! Menurut pengetahuan hamba, putra paduka terkena sihir. Sebaiknya paduka menitipkan putra paduka kepada seorang nenek yang bernama Mbok Rondho. Ia tinggal di pinggir sungai di wilayah perbatasan kerajaan paduka. Suatu hari kelak, putra paduka akan menjadi kesatria setelah menikah dengan seorang putri raja,” ramal pertapa itu. “Terima kasih atas bantuanmu, Pertapa!” ucap Raja Asmawikana.

Setelah mendapat saran dari sang pertapa, Raja Asmawikana segera mengirim utusan untuk menitipkan putranya kepada Mbok Rondho. Ia juga memerintahkan beberapa pengawalnya yang lain untuk menangkap dukun yang telah menyihir putranya untuk dihukum pancung. Namun sayang, dukun itu telah kabur dari rumahnya untuk menyelamatkan diri. Rupanya, Dewi Dursilawati telah memberitahu perihal penangkapan itu kepada si dukun.

Sementara itu di tempat lain, para utusan raja telah tiba di rumah Mbok Rondho untuk menyerahkan Jaka Kendhil. “Mbok Rondho! Kami adalah utusan Raja Asmawikana. Kanjeng Gusti memerintahkan kami untuk menitipkan putranya kepada Mbok. Sebagai ucapan terima kasih, Kanjeng Gusti juga menitipkan emas, intan, dan permata untuk bekal hidup Mbok bersama Jaka Kendhil,” pesan salah seorang utusan.

Mbok Rondho pun menerima Jaka Kendhil dengan senang hati. Ia berjanji akan merawat dan membesarkan Jaka Kendhil dengang penuh kasih sayang. Sejak itu, Jaka Kendhil berada di bawah asuhan Mbok Rondho. Ketika Jaka Kendhil berumur belasan tahun, Mbok Rondho sering mengajaknya ke pasar dan ke ladang. Jaka Kendhil adalah anak yang rajin, baik hati, dan suka membantu orang-orang yang sedang kesusahan. Tak heran, jika semua orang sayang kepadanya.

Waktu berjalan begitu cepat. Jaka Kendhil pun tumbuh menjadi pemuda dewasa. Ia pun semakin rajin membantu ibu angkatnya bekerja di ladang. Ia juga suka membantu masyarakat di sekitarnya yang membutuhkan tenaganya.

Pada suatu hari, raja dari negeri seberang dengan rombongannya sedang mengadakan rekreasi di sungai di dekat Dusun Kasihan tempat tinggal Mbok Rondho dan Jaka Kendhil. Dalam rombongan tersebut hadir pula permaisuri dan putrinya yang jelita bernama Putri Ngapunten. Masyarakat Dusun Kasihan pun berbondong-bondong untuk melihat rombongan raja yang sedang berekreasi tersebut. Tak terkecuali Jaka Kendhil dan Mbok Rondho.

Saat pertama kali melihat Putri Ngapunten, Jaka Kendhil pun langsung jatuh hati. Ia terus menatap wajah putri raja yang cantik nan rupawan itu hingga rombongan raja tersebut kembali ke negerinya. Bahkan, di sepanjang perjalanan pulang ke rumahnya, wajah cantik Putri Ngapunten selalu terbayang-bayang di hadapannya. Jaka Kendhil benar-benar jatuh hati kepada Putri Ngapunten dan berniat untuk meminangnya. Setibanya di rumah, ia pun menyampaikan niat tersebut kepada ibu angkatnya. “Bu! Jaka jatuh hati kepada putri raja dari negeri seberang itu. Bersediakah Ibu melamarnya untukku?” pinta Jaka Kendhil.

Alangkah terkejutnya Mbok Rondho mendengar permintaan putra angkatnya itu. “Ah, kamu jangan meminta yang aneh-aneh, Putraku! Mana mungkin Raja Negeri Seberang itu akan menerima pinanganmu dengan keadaanmu seperti ini. Apalagi dia itu putri raja satu-satunya. Sebaiknya, kamu urungkan saja niatmu itu, Putraku!” kata Mbok Rondho menasehati Jaka Kendhil. “Tidak, Bu! Apa salahnya jika Ibu mencobanya dulu,” desak Jaka Kendhil.

Mulanya, Mbok Rondho menolak untuk memenuhi permintaan Jaka Kendhil. Namun, karena terus didesak, akhirnya ia pun bersedia untuk memenuhi permintaan putra kesayangannya itu. Ia pun segera ke istana untuk menyampaikan niat Jaka Kendhil kepada Raja Asmawikana. Penguasa Kerajaan Ngambar Arum yang bijak itu pun menyetujuinya.

“Baiklah, Mbok Rondho! Aku merestui putraku menikah dengan Raja Ngapunten. Tapi, aku mohon Mbok Rondho yang datang ke Kerajaan Seberang untuk meminang putri raja itu. Aku akan menyiapkan segala keperluan pinangan ini dan mengutus beberapa pengawalku untuk mendampingimu ke sana,” pinta Raja Asmawikana.

Mbok Rondho pun tidak kuasa untuk menolak permintaan Raja Asmawikana. Pada hari yang telah ditentukan, Mbok Rondo bersama utusan raja pun berangkat ke Kerajaan Seberang dengan membawa perhiasan emas dan intan permata untuk dipersembahkan kepada putri raja.

Pada malam sebelum Mbok Rondho berangkat ke Kerajaan Seberang, Jaka Kendhil berdoa kepada Tuhan Yang Mahakuasa agar pinangannya diterima. Berkat doanya tersebut, Tuhan pun membuka hati Raja Negeri Seberang melalui mimpi. Suatu malam, sang Raja bermimpi kejatuhan sebuah kendhil. Ajaibnya, ketika kendhil itu diberikan kepada putrinya, kendhil itu tiba-tiba berubah menjadi seorang kesatria yang gagah dan tampan. Raja Negeri Seberang pun berharap mimpi tersebut menjadi kenyataan. Maka, ketika Mbok Rondho bersama utusan Raja Asmawikana datang meminang putrinya, ia pun langsung menerimanya.

“Pinangan Jaka Kendhil saya terima. Kembalilah ke negeri kalian untuk menyampaikan berita gembira ini kepada Raja Asmawikana! Sampaikan kepadanya bahwa pesta pernikahan Jaka Kendhil dengan putriku akan dilaksanakan pekan depan!” seru Raja Negeri Seberang. “Baik, Gusti!” ucap Mbok Rondho dengan senang hati. Mbok Rondho bersama utusan raja pun mohon diri kembali ke istana untuk menemui Raja Asmawikana. Mendengar berita gembira tersebut, Raja Asmawikana segera memerintahkan seluruh pengawalnya untuk menyiapkan segala keperluan pesta pernikahan putranya. Pada hari yang telah ditentukan, pesta pernikahan Jaka Kendhil dengan Raja Ngapunten pun dilangsungkan dengan meriah di istana Negeri Seberang. Pesta tersebut dimeriahkan oleh berbagai pertunjukan seni dan tari. Undangan yang hadir pun datang dari berbagai penjuru negeri.

Ketika Jaka Kendhil dan Raja Ngapunten sedang duduk bersanding di atas pelaminan, para undangan tiba-tiba menjadi gaduh. Banyak di antara mereka yang menyesali atas pernikahan tersebut, karena kedua mempelai bukanlah pasangan yang serasi. Raja Ngapunten adalah seorang putri raja yang cantik nan rupawan, sedangkan Jaka Kendhil putra raja yang memiliki bentuk kepala yang sangat buruk, yakni menyerupai kendhil.

Di tengah kegaduhan tersebut, tiba-tiba terjadi peristiwa ajaib. Jaka Kendhil tiba-tiba menghilang entah ke mana, sehingga Raja Ngapunten tampak duduk seorang diri di atas pelaminan. Beberapa saat kemudian, tiba-tiba seorang pemuda tampan dan gagah muncul di antara kerumunan undangan, lalu berjalan menuju ke pelaminan dan duduk di samping Raja Ngapunten. Para undangan tersentak kaget bercampur rasa senang ketika menyaksikan peristiwa ajaib itu. Mereka baru menyadari bahwa ternyata Jaka Kendhil adalah seorang putra raja yang tampan dan gagah. Akhirnya, pesta pernikahan berlanjut dengan suasana meriah. Para undangan pun merasa senang dan gembira menyaksikan kedua mempelai pengantin yang duduk di pelaminan. Kini, kedua mempelai tersebut telah menjadi pasangan yang sangat serasi. Mereka hidup bahagia dan harmonis dalam menjalani bahtera rumah tangga.

Tidak lama setelah menikah, Jaka Kendhil dinobatkan menjadi raja untuk menggantikan ayahandanya yang usianya sudah mulai udzur. Seluruh keluarga istana merasa sangat bahagia atas penobatan Jaka Kendhil sebagai raja, kecuali Dewi Dursilawati. Ia merasa dengki dan iri hati, karena belum mendapat seorang putra yang diharapkannya untuk menjadi raja. Karena perasaan dengki itu, ia berniat untuk mencelekai istri Jaka Kendhil. Namun, niat busuk itu terlebih diketahui oleh Raja Asmawikana melalui petunjuk dari sang pertapa, sehingga ia gagal melaksanakannya. Ia melarikan diri masuk ke dalam hutan, karena takut mendapat hukuman dari Raja Asmawikana. Pada saat itulah, ia terperosok masuk ke dalam jurang dan tewas seketika.

Demikian tadi persembahan cerita Jaka Kendhil dari daerah Jawa Tengah, Indonesia. Cerita di atas termasuk kategori dongeng yang di dalam terkandung nilai-nilai moral yang dapat dijadikan pedoman dalam kehidupan sehari-hari. Nilai moral yang terkandung di dalam cerita di atas adalah sifat dengki, yaitu suatu sifat yang tidak senang atas keberhasilan atau kenikmatan yang diperoleh orang lain dan berusaha untuk mecelakainya. Sifat dengki ini harus kita jauhi, karena ia bagaikan racun yang dapat mengubah rasa kasih sayang menjadi kebencian, bahkan hingga ke pembunuhan sekalipun. Hal ini ditunjukkan oleh sifat Dewi Dursilawati yang merasa iri dan dengki terhadap Prameswari, sehingga ia selalu berusaha untuk mencelakai Prameswari dan bayinya.
Hasil Analisis
  1. Fakta Cerita
1)      Alur. Alur dalam cerita Joko Kendil adalah alur maju. Dibuktikan dengan cerita yang diawali dari kehidupan Joko sejak lahor sampai pada akhir ia menjadi sosok yang rupawan.
2)      Tokoh. Tokoh-tokoh yang terdapat pada cerita Joko Kendil adalah Joko Kendil, Raja Asmawikana, Permaisuri Prameswari, Dewi Dursilawati, dan Mbok Rondho.
3)      Latar. Latar cerita ada tiga, yakni:
a.       Latar tempat
Di sebuah kerajaan, bernama Kerajaan Ngambar Arum daerah Jawa Tengah, Indonesia.
b.      Latar waktu
Pada zaman dahulu yang tidak diketahui pasti kapan.
c.       Latar suasana.
Menyedihkan karena dibuktikan dengan penggambaran fisik Joko Kendil yang tidaklah rupawan yakni kepalanya menyerupai kendil, adapula suasana gembira ketika akhirnya Joko Kendil menikah dengan pujaan hatinya dan wajahnya berubah menjadi rupawan.

Teks Eksplanasi


Hujan Es
Dalam ilmu meterology hujan es bisa disebut juga dengan hail. Hujan es  adalah presipitasi yang terdiri dari bola-bola es. Proses terjadinya pembentukan hujan es  melalui kondensasi uap air dengan melalui dingin yang berada di atmosfer pada lapisan diatas freezing level. Es yang terjadi dengan proses ini biasanya berukuran besar. Hujan es hanya terjadi di daerah-daerah ekuator dan sub-tropis. Riming adalah salah satu proses dari penyebab terjadinya hujan yang besar.
Hujan es yang diikuti dengan angin puting beliung merupakan jenis awan bersel tunggal berlapis-lapis (CB) dekat dengan permukaan bumi, selain itu juga dapat berasal dari multi selawan, dan pertumbuhannya secara vertical dengan luasan area horizontal peristiwa ini hanya bersifat local dan tidak merata jenis awan berlapis-lapis yang menuju kearah vertical sampai dengan ketinggian 30.000 feet lebih, Awan berlapis-lapis berbentuk bungakol yang dinamakan dengan Awan Cumulo Nimbus (CB).
Dari dua per tiga bumi ini mengandung air dan lebihnya adalah daratan.  Samudera, sungai, lautan, danau merupakan wadah tersimpannya air. Air yang sudah tersimpan dalam wadah akan mengalami penguapan atau evaporasi yang dibantu oleh matahari. Selanjutnya upa-uap air tersebut akan mengalami proses kondensasi yang menghasilkan awan. Awan akan bergerak ketempat yang berbeda dengan bantuan angin. awan yang mengandung air akan  tertiup ketempat yang dingin, kemudian mengembun dan pada akhirnya akan jatuh kebawah sebagai hujan. Saat telah mengembun itu, sudah jadi air, lalu tertiup oleh angin thermisyg naik dibawah temperatur freezing point lalu membeku menjadi es. Dan akhirnya es jatuh dalam bentuk yang tidak beraturan. Inilah fenomena terjadinya hujan es.

Cerita Pendek



Menak Jingga
Zaman dahulu kala terdapat sebuah desa yang  jaraknya jauh dengan Kerajaan majapahit. Di sana tinggal seorang Pahit Logender. Ia hidup  bersama  Damarwulan,  Dewi Anjasmara, dan anak sulungnya. Damarwulan adalah menantu dari Patih Logender karena Damarwulan telah memperistri kedua anaknya.
Siang itu Patih Logender mendapat amanat oleh Sang Ratu Ayu Kencana Wungu bahwa Damarwulan ditugaskan untuk melawan Minak Jingga . Akan tetapi Patih Logender tidak yakin Damarwulan bisa mengalahkan. “Jika nanti Damarwulan kalah bagaimana dengan anakku pasti akan menjadi janda. Tetapi, kalau menang dia akan menjadi raja di Majapahit.” Patih Bingung dengan amanat Sang Ratu Ayu Kencana Wungu di sisi lain ia juga memikirkan kepentingan keluarga.
“Sabdapalon ...., Sabdapalon...!” Patih Lodeger memangil salah satu orang abdinya.
“Iyaa, gusti.” jawab Sabdapalon dengan lari terbirit-birit.
“Panggilkan Damarwulan untuk menghadap sekarang juga.”
“Baik gusti.”
Tidak lama kemudian Damarwulan datanng di hadapan Patih Lodenger.
“Ada apa bapak memanggilku ?”
“Ratu Ayu Kencana Wungu meminta kamu untuk menghadap ada sesuat yang dibicarakan, cepatlah kamu bersiap-siap.”
“Baik lah, Bapak.”
Berangkat lah Patih Logender dan Damarwulan sepanjang perjalannya hampir semua orang hormat. Tidak membutuhkan waktu lama Damarwulan dan Patih Logender sampai di istana. Mereka langsung menghadap Ratu Ayu Kenncana Wungu.
“Ini Damarwulan, Kanjeng Ratu.”
“Anak muda benar kamu Damarwula?”
“Iya Kanjeng Ratu.” jawab Damarwulan sambil menunduk.”
“Bagaimana Patih Logender menemukan Damarwulan ?”
“Jadi begini Kanjenng Ratu, sebenarnnya Damarwulan sudah hidup lama denganku dan bahkan sudah menjadi menantu. Maafkan Kanjeng Ratu hamba baru mengahadap sekarang.”
“Iya sudah tidak apa-apa. Saat ini Minak Jingga telah membrontak Majapahit. Korba telah banyak berjatuhan dan Paman Adipat Tuban pun sudah menjadi korban. Sanggupkah kamu Damarwulan melawan Minak Jingga ?”
“Baiklah Kanjeng Ratu.”
“Jika nanti  menang kamu ku angkat menjadi raja Majapahit.”
“Iyaaa Kanjeng Ratu.”
Setelah pembicaraanya selasai Patih Logender dan Damarwulan segera mohon diri. Damarwulan langsung berlatih diri agar pada saat melawan Minak Jingga kuat. Setelah beberapa hari berlatih Damarwulan pergi ke luar kota raja bersama Sabdapalon.
“Hai Menak Jingga ! lawanlah aku.” Seru Damarwulan setelah tiba di Blambangan.
“Siapa kamu ?”Berani-aninya kamu akan melawa aku.
“Aku Damarwulan pembrontak! Aku diutus oleh Ratu Ayu Kencana Wungu untuk membasmimu.”
“Ha..ha..ha, Damarwulan kamu tidak akan bisa menghadapi kesaktianku dengan senjata pasukaku, gada wesi kuning!”
Pertarungan  Damarwulan dan Menak Jingga pun berlangsung sengit. Keduanya saling bergantian menyerang. Namun ternyata Damarwulan kalah dalam pertarungan. Dammarwulan pun  di masukan kedalam  penjara.
Dewi Wahita dan Dewi Puyengan kedua selir Menak Jingga terpikat dengan ketampanan Damarwulan. Mereka mengobati Damarwulan secara diam-diam tanpa sepengetahuan Menak Jingga. Kemudian Damarwulan diberi rahasia kesaktian Menak Jingga.
“Kekuatan Menak Jingga pada senjata gada wesi kuning, dia tidak bisa apa-apa jika tidak memakai senjata itu.” kata Dewi Wahita.
“Lalu bagaimana aku merampas senjatanya.” tanya Damarwulan
“Kami akan membantu mengambil senjata itu.”
 Malam tiba harinya,  Dewi Wahita dan Dewi Puyengan mengambil senjat gada wesi kuning pada saat Menak Jingga terlelap. Lalu merekan memberikan kepada Damarwulan. Setelah memilki senjata itu  keseokan harinya Damarwulan menantanng Menak Jingga.
“Hai Damarwulan, Bagiaman kaku mendapatkan senjataku itu!”
Damarwulan langsung menyerangnya tanpa menjawab. Menak Jingga tidak bisa apa-apa karena senjatanya digunkan oleh Damarwulan. Damarwulan pemenggal kepala Menak Jingga. Lalu Kepala Menak Jingga dibawa ke Ratu Ayu Kencana  Wungu. Dalam Perjalananya Damarwulan dihadang oleh Layang Seta dan Layang Kemitir. Ternyata selama perjalanan ke Blambangan Damarwulan di ikuti oleh mereka berdua. Layang Seta dan Lyanng Kemitir akan merubut kepala Menak Jingga agar diakui  pemenang.
“Hai Damarwulan serahkan kepala itu.!” Seru Layang Seta
Damarwulan menolaknya, pertarungan pun taidak terlendalikan. Damarwulan kalah karena dikroyok. Layang Seta dan Layang Kemitir membawa kepalanya kepada sang ratu tetapi Damarwulan datang dan segera menyampaikan kebenaran.
“Ampun gusti, hamba telah menjalankan tugas dengan benar tetapi ditengah perjalanan dihadang oleh Layang Seta dan Layang Kemitir.” lapor Damarwulan.
“Perkataan Damarwulan itu bohong kanjeng ratu.” sanggah Layang Seta.
Mereka saling mengakuinya dan tidak ada yang mau mengalah. Ratu Ayu Kencana Wungu pun menjadi bingung. Damarwulan mengajak Carangwaspa, Wallikrama, Dewi Wahita dan Dewi Puyengan memberikan kesaksian kepada Ratu Kenaca Wungu bahwa yang berhasil membunuh Menak Jingga adalah Damarwulan, bukan Layang Seta dan Layang Kemitir.
Akhirnya Damarwulan menenangkan pertarungan Menak Jingga. Damarwulanpun menjadi raja dan sekaligus menjadi suami Ratu Ayu Kencana Wungu di Majapahit.



Selasa, 24 November 2015

Puisi Sosial



 
Tikus Berdasi
Oleh : Andres Melandari


Inilah Negeriku
Negeri para tikus berdasi
Tikus-tikus mencari makan
Mengedap-ngedap agar tak ketahuan

Kau tega menghisap keringat rakyat
Kau tega mengebat hak rakyat
Kau tega mengkhianati rakyat
Kau tega sakti hati  rakyat

Andai kau bisa aku jerat
Nyamanlah hidup rakyat
Tanpa haluan kiri dan kanan
Tanpa makan janji manis didepan




Yuks mari lihat karya-karya puisi Rahma Ayu Pratiwi